Saat ini sumber daya manusia merupakan aset paling berharga terlebih bila kita melihat sisi ini dari diri kita sendiri. Seringkali saya mendengar keluhan dari teman kerja yang merasa bosan dengan rutinitasnya atau bahkan mengakui indikasi karir yang mentok. Ini adalah keluhan wajar dan sangat logis namun perlu disadari bahwa ke depan keluhan seperti itu bisa saja diminimalkan mengingat tiap personal memiliki potensi dan kompetensi yang dapat ditingkatkan. Semua orang sudah pasti menginginkan yang terbaik dalam karirnya, saya pun jadi teringat seorang bijak yang mengatakan your jobs is not your career yang artinya jangan mencintai pekerjaan anda tapi cintai karir anda. Makna dibalik kata ini adalah jangan pernah terlalu idealis dengan satu pekerjaan namun lebih dari itu lebih fokuskan untuk perkembangan karir ke depan. JObs atau pekerjaan adalah miliki perusahaan atau instansi tapi karir adalah milik kita. Bila kita lepas dari satu pekerjaan maka karir ke depan masih bisa kita lanjutkan dengan pekerjaan lainnya, lantas bagaimana upaya untuk membentuk karir ini. Berikut adalah ulasan singkat nan sederhana serta mudah dilakukan siapa saja untuk potensi diri yang lebih baik dan karir yang menonjol.
Profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung jawab untuk masa depan dan pengembangan karier ada di tangan dirinya sendiri. Kuncinya adalah investasi. Yakni, investasi pada diri sendiri. Dan, itu harus dilakukan terus-menerus. Investasi pada diri sendiri setidaknya meliputi:
1. Investasi pada wawasan dan keterampilan
Jangan menampilkan diri sebagai orang yang lamban, sulit diajak kompromi, keras kepala dan merasa sudah –atau, bahkan paling– mumpuni. Melainkan, tampilkan diri sebagai orang yang terbuka, mau belajar dan bisa menyerap setiap isu dengan cepat.
Bangun kebiasaan membaca dan optimalkan penggunaan internet untuk mencari tahu hal-hal baru.
Pelajari cara-cara berkomunikasi, bernegosiasi dan berpersuasi secara langsung dari orang yang ahli yang ada di sekitar, jangan sekedar dari buku-buku panduan.
Ambil setiap kesempatan untuk belajar memimpin kelompok, mempraktikkan teknik-teknik manajerial dan menggunakan alat-alat manajemen –perencanaan, laporan, kontrol– dengan disiplin ketat sehingga cara kerja manajerial menjadi kebiasaan baru.
2. Investasi pada portfolio sosial
Bayangkan Anda punya ratusan relasi, yang bukan hanya dari kalangan yang selevel dengan Anda, tapi juga dari kalangan manajemen top. Segala gerak Anda akan dipermudah karenanya.
Ingat, portfolio sosial Anda bukan hanya terdiri dari orang-orang yang Anda kenal, kerabat dekat sendiri, tapi juga orang-orang yang kenal dan mengingat Anda.
3. Investasi pada perangkat kerja
Contoh yang bagus untuk bagian ini adalah seorang wartawan yang kesulitan mewawancarai narasumber karena alat perekam yang dibawanya ternyata low batt. Ibaratnya, kalau mengelola baterai satu alat perekam saja tidak bisa, bagaimana mengelola hal-hal lain yang lebih kompleks.
Ponsel, laptop…merupakan perangkat kerja kaum profesional zaman sekarang –mengoptimalkan fungsi-fungsinya merupakan suatu keharusan.
4. Investasi pada kebugaran diri
Sediakan waktu yang cukup untuk berolahraga, menjaga asupan makanan, menjalani pola hidup sehat. Luangkan waktu untuk berkontemplasi, merenung dan menjalankan ibadah sehingga badan bugar dan jiwa bagaikan baterai yang habis di-charge.
Berhentilah mengeluh dan menyalahkan keadaan, dan mulailah berinvestasi pada diri sendiri sehingga orang lain pun tidak ragu untuk berinvestasi pada diri Anda.
Wah artikel yang membangun
BalasHapusPostingannya bagus bro..
BalasHapustapi tulisannya terlalu kecil...
jadi sampe deket2 layar neh bacanya...
Kalau bisa digedein lagi aja bro...
biar enak dibaca pengunjung
Thanks
ya setuju boss, nia kau harus pakai kaca pembesar...
BalasHapus